Selasa, 24 Juni 2008

UU Keolahragaan Bab XI (Prasarana dan Sarana Olahraga)

Endang Asep Saputra

BAB XI
PRASARANA DAN SARANA OLAHRAGA


Pasal 67

  1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga.
  2. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan pemerintah daerah.
  3. Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang dibangun harus memperhatikan potensi keolahragaan yang berkembang di daerah setempat.
  4. Prasarana olahraga yang dibangun di daerah wajib memenuhi jumlah dan standar minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah.
  5. Ketentuan mengenai tata cara penetapan prasarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan Presiden.
  6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan permukiman berkewajiban menyediakan prasarana olahraga sebagai fasilitas umum dengan standar dan kebutuhan yang ditetapkan oleh Pemerintah yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah sebagai aset/milik pemerintah daerah setempat.
  7. Setiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan prasarana olahraga yang telah menjadi aset/milik Pemerintah atau pemerintah daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 68

  1. Pemerintah membina dan mendorong pengembangan industri sarana olahraga dalam negeri.
  2. Setiap orang atau badan usaha yang memproduksi sarana olahraga wajib memperhatikan standar teknis sarana olahraga dari cabang olahraga yang bersangkutan.
  3. Sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diproduksi, diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk masyarakat umum, baik untuk pelatihan maupun untuk kompetisi wajib memenuhi standar kesehatan dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  4. Produsen wajib memberikan informasi tertulis tentang bahan baku, penggunaan, dan pemanfaatan sarana olahraga untuk memberikan pelindungan kesehatan dan keselamatan.
  5. Perlakuan bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas barang mewah untuk sarana olahraga diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan perpajakan.
  6. Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah.


PERANAN PEMERINTAH

  • Pemerintah dalam pengadaan prasarana dan sarana diseduaikan dengan perkembangan potensi yang ada
  • Pemerintah berkewajiban merencanakan, mengadakan dan mengawasi prasarana dan sarana keolahragaan
  • Pemerintah merupakan perencana, pengadaan, pemelihara serta pengawas bagi ketersediaan prasarana dan sarana keolahragaan
  • Pemerintah mempunyai tanggung jawab atas pengadaan prasarana dan sarana keolahragaan
  • Pemerintah selalu mendorong dalam keterlaksanaan kegiatan keolah ragaan terutama memperhatikan prasarana dan sarana yang dibutuhkan
  • Dan pemerintah juga merupakan pemelihara atas prasarana dan sarana keolahragaan yang sudah ada
  • Pemerintah dalam penyediaan prasarana dan sarana disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada
  • Pemerintah dan pemerintah daerah bersama-sama untuk mengawasi kelangsungan dan pelaksanaan keolahragaan
  • Kedudukan pemerintah sesuai dengan UU SKN 2005 mau tidak mau harus memperhatikan keolahragaan sepenuhnya demi kelangsungan keolahragaan nasional
  • Dengan kesiapan pemerintah sebagai fasilitator dalam prasarana dan sarana keolahragaan, akan mempercepat perkembangan keolahragaan di tanah air
  • Dalam penyediaan prasarana dan sarana diharapkan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dalam aturan
  • Pemerintah sebagai fasilitator prasarana dan sarana keolahragaan bukan hanya untuk pembinaan atlit tetapi prasarana dan sarana untuk olah raga umum
  • Pemerintah mempunyai hak mengarahkan, membimbing, membantu dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
  • Pemerintah merupakan Fasilitator, Perencana, Pemanfaatan, Pemelihara dan Pengawas atas keolahragaan nasional.


PERAN MASYARAKAT

  1. Bersama-sama dengan pemerintah untuk mensukseskan semua program yang tercantum dalam undang-undang tersebut
  2. Masyarakat punya hak untuk memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan keolahragaan
  3. Masyarakat berperan sebagai perencana, pendukung, pemanfaat, pemantau/pengawas, dan menjaga atas kelangsungan kegiatan keolahragaan
  4. Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan pengawasan atas prasarana dan sarana dalam kegiatan keolahragaan
  5. Menjaga dan memanfaatkan prasarana dan sarana dengan baik
  6. Mendorong atas jalannya pembinaan/pengembangan olah raga dengan selalu menjaga dan mengawasi jalannya kegiatan tersebut
  7. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan kesempatan yang luas untuk berperan serta dalam kegiatan keolahragaan
  8. Berbagai peran serta masyarakat yang dapat dilakukan dapat dengan perseorangan, kelompok, organisasi dan lain sebagainya
  9. Peran masyarakat merupakan sebagai sumber, pelaksana, tenaga sukarela, penggerak, pengguna hasil atau pelayanan kegiatan olahraga


PROSPEK KEDEPAN

  1. Dalam pengadaan prasarana dan sarana pemerintah dapat kerjasama dengan Industri sarana dan prasarana olahraga
2. Industri dapat memproduksi sarana olahraga, dan dapat menjual serta dapat juga menyewakannya

3. Apabila pemerintah dan masyarakat dapat melaksanakan UU tersebut dengan lancer maka banyak peluang dan banayk asset yang akan didapat baik oleh pemerintah, masyarakat, atlit, pengusaha dan lain sebagainya

4. Dengan sarana dan prasarana yang memadai yang memiliki standar teknis sarana, akan mendorong pengembangan potensi lebih cepat, atlit-atlit yang handal merupakan asset pemerintah yang akan memiliki nilai jual

5. Industri olahraga dapat berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama.

6. Dapat disimpulkan bahwa dengan terlaksananya Peraturan tersebut semua lapisan masyarakat dan pemerintah akan merasakan betapa besar manfaatnya dan keuntungan yang didapat.

DIDAKTIK METODIK SENAM

Endang Asep Saputra (Endang Towil)
Staf Pengajar, Scurity di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis Jawa Barat, sesuai dengan hobi dan keahlian dalam bidang olahraga. Alumni Darussalam Ciamis angkatan 1995 (FISIKA). Sekarang masih mengikuti pendidikan S1- di Universitas yang berada di Ciamis, Fakultas Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.



KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan manusia dengan bentuk paling sempurna dari semua yang Allah ciptakan. Dan dengan kuasanya manusia diberikan Allah tubuh yang baik sehingga dapat bergerak dengan gerakan yang indah. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad saw. yang telah memberikan membuka jalan kehidupan, dari kehidupan jahiliah kepada kehidupan yang lurus.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Didaktik Metodik Senam, dan sebagai proses pembelajaran dalam mengungkap berbagai permasalahan yang kita alami khususnya Sejarah perkembangan Senam baik di dalam maupun di luar negeri.

Dalam makalah ini kami paparkan secara ringkas tentang sejarah senam, mudah-mudahan dapat bermanfaat, khususnya untuk memenuhi tugas dan manfaat bagi pencari materi ini khususnya bagi diri saya agar bisa mengembangkan dan sedikit banyaknya tahu perkembangan senam yang kebanyakan yang kita tahu senam masa sekarang.

Diharapkan kritik, saran dan masukan untuk makalah ini baik isi maupun bentuk makalah ini, sehingga dapat menambah pengetahuan yang baru khususnya bagi diri saya.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

Tujuan Sejarah

BAB II PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Senam

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran





BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masa sekarang adalah hasil dari masa yang lalu. Masa yang akan dating adalah hasil dari masa kini. Masa demi masa adalah pembabakan dari proses sejarah. Mempelajari sejarah senam tidak terlepas dari mempelajari sejarah olah raga. Sedangkan sejarah olahraga tidak lepas dari sejarah kemanusiaan. Oleh karena ia terdapat di segala jaman, di semua benua dan pada segenap lapisan masyarakat.

Dari sejarah dapat ditimba nilai-nilai informasi. Mengapa orang melakukan olahraga tertentu ada sebab-sebabnya, dan sebab ini mempunyai motif macam-macam. Biasanya motif yang satu berhubungan dengan motif yang lain. Misalnya orang melempar lembing pada seekor binatang, dengan sendirinya motifnya ialah untuk kelangsungan hidupnya (mencari makan). Tetapi kalau orang itu akan melempar lembing berkali-kali ke sasaran, maka tujuannya untuk melatih agar ia mahir melempar lembing yang berarti mahir mencari makan. Latihan ini lama kelamaan menjadi suatu kesenangan, orang itu senang bermain dengan gerakan melempar. Kalau kesenangan melempar ini hasilnya dibandingkan dengan teman/lawannya, maka terjadilah suatu pertandingan. Kesenangan bermain-main beralih kepada kesenangan untuk bertanding atau mencari prestasi. Dengan demikian motif yang lebih dominant yaitu mencari makan beralih pada motif untuk bersenang-senang (senang melempar) dan meningkat menjadi motif untuk mencari prestasi.

Contoh lain misalnya pada rakyat yang masih primitive, mereka melakuakan tarik tambang dengan motif keagamaan. Dengan menarik tambang mereka maksudkan menarik angina yang membawa hujan kearahnya. Lama kelamaan kegiatan tarik tambang tersebut berdiri sendiri dan lepas dari unsure keagamaan. Maksud dan tujuan spiritual yang tadinya lebih dominant, lama kelamaan menghilang. Tarik tambang sebagai kegiatan untuk berolahraga kelak kemudian misa berubah motifnya. Contoh motif lain diantaranya :

1. Untuk mempertahankan hidupnya (mencari makan)

2. Untuk upacara keagamaan (do'a permohonan)

3. Untuk persiapan hidup menjadi dewasa, (harus kuat, cepat, bersemangat, dapat berdiri sendiri).

4. Untuk pertandingan atau berlaga (mampu mempergunakan perkakas, alat, senjata dan sebagainya).

5. Untuk kesenangan berprestasi

6. Mempertahankan diri terhadap orang lain (persiapan untuk perang).

Tujuan Sejarah

Pentingnya sejarah. Sejarah bukan sekedar gudang data-data masa lalu tetapi sejarah menyerupai data kehidupan yang memungkinkan manusia mengadakan dialog dari generasi ke generasi yang berikutnya.

Gymnastic di jaman Yunani Kuno, antara Sparta, Atena dan Roma misalnya, berbeda pengertiannya. Dari segi pendidikan, adapt istiadat dan pemerintahan dapat ditelaah nagaimana pengertian gymnastic. Pada jaman Yunani Kuno, Gymnastic dikatakan senam klasik (Hellenisme)). Pada abad pertengahan gymnastic menghilang, dilarang dan dianggap tabu. Pada jaman Renaissance senam timbul lagi, tidak berupa senam klasik, tetapi senam human. Mengapa? Sejarahlah yang dapat menjawabnya.

Mengapa belajar Sejarah ? Dengan mempelajari sejarah senam, kita dapat mengenal manusia-manusianya, mengenal sifat-sifatnya, mengenal alam pikirannya. Sejarah mampu menilai sesuatu, sejarah mampu memantulkan evolusi peradaban manusia dalam pembabakan proses histories. Mengapa pada abad pertengahan gymnastic disebut senam human? Mengapa ada aliran pendobrak pembaharuan? Apa pengaruh reformasi keagamaan terhadap gymnastic?

Belajar sejarah berarti menggali nilai-nilai. Sejarah jangan dipelajari dengan membaca saja atau berupa pelajaran hafalan, tetapi alat untuk merangsang dan mengembangkan daya fakir, daya cipta, daya hayal.

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Senam

1. Senam Pada Jaman Kuno (l.k. 2000 s/d 1000 tahun S.M)

a. Jaman Primitif

Pekerjaan orang primitive untuk menyambung hidupnya dengan jalan berburu, menangkap ikan dan berperang. Oleh karena alat-alat yang dipakai sederhana sekali, maka yang dikembangkannya adalah kekuatan fisiknya. Bagi masyarakat primitive mempertahankan hidup dengan jalan perang mempunyai peranan yang paling penting, sebab kelanggengan suatu bangsa atau suku tergantung dari hasil peperangan. Biasanya peperangan diakhiri dengan tari-tarian berupa bentuk gerak yang penting dalam kehidupan mereka. Suatu tari merupakan bagian dari pemujaan mereka terhadap nenek moyangnya.

Pendidikan pada jaman itu ditujukan kepada anak dari anggota sukunya dan ditekankan kepada menguatkan badan. Mereka ikut berburu dan berperang untuk diterima sebagai anggota suku, pada upacara pembaptisan sebagai orang dewasa, anak-anak yang menjelang akil balig diuju ketangkasannya dan ketahanannya menahan rasa sakit.

b. Cina

Sejak tahun 2700 SM. Di dataran Cina ada suatu kegiatan yang menyerupai senam, terutama dalam bentuk penyembuhan atau pengobatan. Latihan berupa macam-macam gerakan pasif dan aktif, latihan pemanasan dan massage. Beberapa abad lamanya Cina mempunyai kebudayaan yang boleh dikatakan tidak berubah-ubah.

Ajaran Cina jaman kuno ini adalah filsafat moral yang menekankan pentingnya keluhuran budi. Untuk memperoleh hikmahnya kehidupan, orang harus menempuh jalan kesucian dan kesetiaan. Ajaran tersebut antara lain ajaran Kong Hu Cu yang kemudian diteruskan oleh pengikut-pengikutnya.

Adat kebiasaan di dataran Cina banyak diketahui dari kumpulan tulisan-tulisan Kong Hu Cu dan murid-muridnya. Kecuali latihan pernapasan dan melulut, ada suatu tarian atau dansa yang tujuannya adalah menyembuhkan. Dansa adalah kegiatan yang merupakanh bagian yang penting dalam pendidikan Cina Kuno. Dengan berdansa orang-orang Cina berharap dapat melawan penyakit kurang darah, tungkai yang membengkak dan penyakit busung air. Hal inni telah dikenal sejak dahulu kala. Senam medis dari Cina merupakan tradisi yang sudah berabad-abad usianya dan bertahan sampai sekarang. Disamping melalui lukisan-lukisan dan patung-patung kayu dapat diketahui permainan anak-anak Cina (kebanyakan dilakukan di Biara-biara) yang berupa latihan kesetimbangan pada tambang dan latihan berbagai macam senam lantai.

c. India

Unsur-unsur senam yang ada di India kuno adalah teknik bernapas dan pengetahuan tentang penyembuhan penyakit. Kegiatan ini mempunyai arti keagamaan, antara lain cita-cita hidup dari orang berkasta pendeta/padri yang ingin lepas dari derita di alam fana, pemujaan kepada dewa brahmana. Dalam pelajaran menurut agama Budha, ditujukan caranya menuju kehidupan yang lebih baik yaitu dengan jalan penguasaan jasmani, pengaturan pernapasan dan meditasi.

Bernapas selalu dihubungkan dengan kekuatan alam. Setiap kali berlatih, kita bernapas, dan bernapas berarti kita menghirup udara. Udara yang kita hirup bermuatan prana, dan prana inilah yang merupakan suatu sumber kekuatan yang memelihara alam semesta. Senam Yoga misalnya, lebih dari pada usaha sekedar untuk tujuan medis. Dalam tujuannya yang hakiki senam Yoga melepaskan diri dari hidup keduniawian. Pelajaran ini berkembang ke Negara lain, diantaranya Jepang, Cina dan juga Indonesia (dengan perubahan-perubahan).

Dalam buku Weda, pelajaran terdiri dari latihan yang kita kenal dengan latihan tubuh, misalnya :

- Latihan ketangkasan (headstand, berdiri diatas tengkuk atau sikap lilin dan sebagainya.

- Latihan memanjat tambang/tiang dengan kepala diatas/dibawah

- Latihan merangkak/merayap

Lama kelamaan seperti yang kita lihat, Yoga memegang peranan dalam senam yang beraliran estetis.

d. Mesir

Peninggalan yang terkenal dari Mesir Kuno adalah Piramida, dapat kit abaca bagaimana kehidupan sehari-hari telah terjadi, bagaimana orang hidup dan bekerja. Juga mengenai olahraga dapat kita ketahui pada gambar-gambar yang telah ditinggalkan bahwa orang Mesir sudah mengenal latihan bebas (senam) yang bilamana dilihat dari gaya dan cara melakukannya menyerupai gymnastic Jerman Kuno. Latihan-latihan yang lain mirip juga dengan latihan Yoga. Disamping itu terdapat juga macam-macam bentuk senam lantai.

e. Yunani Kuno

Sepanjang Sejarah Negara Yunani, senam yang disebut dengan kata Gymnastic memegang peranan yang penting dalam arti kata seluas-luasnya. Gymnastic pada jaman Yunani Kuno dapat kita lihat pada lukisan di jambangan, yaitu di Kreta sekitar 2000 tahun SM. Suatu jenis olahraga bagaimana orang yang beradu melawan sapi memegang tanduknya melajam pada sapi yang menyerbu, kemudian melakukan baling-baling (cartwheel) di atas punggungnya dan mendarat kembali di belakang binatang itu.

2. Senam Pada Jaman Yunani Dan Romawi (1000-476 S.M.)

a. Yunani (1000 S.M.-146 S.M.)

þ Sparta

Sparta di bangun 1000 tahun sebelum Masehi. Permainan Olympiss untuk menghormati dewa-dewa mempunyai tujuan spiritual. Pada masa itu hanya orang yang berkuasa/orang yang terkemuka, orang-orang yang mempunyai hak lebih yang mendapatkan pendidikan.

Pada tahun 550 sebelum Masehi terjadilah pembalikan. Budak-budak yang merasa tertindas memberontak. Untuk mencegah kekacauan, kaum militer memegang kekuasaan. Kalau dulu olahraga mempunyai tujuan spiritual, sekarang olahraga dipakai untuk menyusun kekuatan (militer). Laki-lakinya yang kuat, perempuannya tidak terlalu perasa dan dapat melahirkan anak yang sehat. Kekuatan tidak lain adalah latihan-latihan militer. Rakyat harus kuat dan latihannya terdiri dari :

1. Baris-berbaris

2. Lari cepat, dan

3. Gulat

þ Athena

Athena tumbuh dengan pesat dan setiap orang dapat menduduki jabatan di pemerintahan dan dapat bergaul dengan kaum bangsawan (kebalikan dari Sparta).

Sparta pendidikan terbatas pada segi intelek dan segi militer, kalau Athena semua aspek. Sparta menekankannya pada kekuatan fisik saja, sedangkan tujuan gymnastic di Athena adalah manusia yang selaras (harmonis) antara jiwa dan raga (Socrates). Di Athena rakyat hidup di alam yang lebih demokratis. Gymnastik merupakan bagian dari pendidikan yang menyeluruh. Latihannya antara lain panthatlon yang terdiri dari :

  1. Lari
  2. Lompat
  3. Lempar lembing
  4. Lempar cakram
  5. Gulat

Jatuhnya Yunani, Yunani yang terpusat pada pemerintahan kota Athena terbuka pintunya terhadap dunia bebas.

Pada Abad ke 3 S.M. teknik dan pengetahuan berkembang dengan pesat sekali. Akan tetapi setiap orang mencari peruntungannya sendiri-sendiri, mencari kekayaan untuk diri sendiri. Kebudayaan Yunani tidak berakar kuat, segala pesta upacara keagamaan dan permainan yang begitu megah mulai hilang. Segala macam kegiatan olahraga lebih banyak diajukan untuk pengobatan. Arti spiritual hilang. Dengan hilangnya cita-cita dan semangat, Yunani menjadi lemah dan akhirnya orang Hellena dikuasai Roma. Tahun 146 S.M. Yunani menjadi jajahan orang Romawi.

b. Romawi (146 S.M.- 476 M.)

Pendidikan yang dilakukan di Roma berbeda dengan Yunani. Kalau di Yunani pendidikan dipusatkan di sekolah, sebaliknya di Roma keluargalah tempat mendidik anak.

Keluarga dimana sang ayah berkuasa (Pater Familias) memerintah dengan keras dan memberikan segala ketangkasan kepada anak-anaknya. Gymnastic mendapat tempat yang penting yaitu untuk persiapan militer. Mereka mendapat pelajaran bertanding dengan tongkat dan "turnen" pada kuda yang terbuat dari kayu. Kalau gymnastic di Yunani merupakan bagian dari pendidikan, sebaliknya di Roma gymnastic hanyalah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan praktis. Orang Romawi hidup lebih praktis, sebagai anggota masyarakat harus dapat mempertahankan Negara.

Gymnastic terdiri dari :

þ Perkelahian tongkat

þ Turnen pada kuda tiruan terbuat dari kayu

þ Baris-berbaris

þ Lari lintas alam

þ Seni menunggang kuda

Gymnastic pada jaman Yunani dan Romawi disebut Senam Klasik. Masa itu disebut juga masa Hellenisme, yaitu masa kebudayaan orang-orang Hellena (Yunani). Dengan runtuhnya peradaban Yunani dan Romawi gymnastic menghilang, dan mulai saat itu mulai pertengahan (476-1500 M.) kegiatan senam dilarang dan dianggap tabu. Setelah tahun 1500 timbul perubahan, yaitu datangnya jaman kebangkitan (Renaissance). Senam dimulai lagi, tetapi Senam Klasik ditentang, karena terlalu keras dan kasar. Sebagai gantinya datanglah Senam Human (Humanische Gymnastiek).

3. Senam Pada Abad Pertengahan (Tahun 476 – 1500 M.)

a. Jatuhnya Romawi

Pemerintah yang kuat mendatangkan kemakmuran bagi Romawi. Kemakmuran yang berlebihan mengubah cara hidup. Orang Romawi ingin menikmati kekayaannya. Mereka mulai hidup santai. Pemudanya mulai menarik diri dari militer, angkatan perangnya lebih banyak serdadu sewaan. Olahraganya lebih dipusatkan kepada mandi uap. Pendidikan pater familias tidak popular lagi. Tugas mendidik diserahkan kepada budak (orang Yunani). Ternyata kemajuan dibidang materi dan spiritual dari Yunani diambil alih Romawi. Pendidikan Romawi tidak mempunyai dasar yang kuat dan tidak seirama dengan kemajuan material.

Pada abad ke empat salah satu suku bangsa German berhasil menyerbu ke Roma. Maka runtuhlah kerajaan Roma (476). Orang-orang German terkenal dengan sifat-sifat yang negative kasar, suka berkelahi, hukum adatnya ialah yang menang perang adalah yang berkuasa. Ini berlaku juga dalam pertandingan dan permainan yang kadang-kadang kasar dan kejam. Juga dikalangan bangsawan sama kasar dan kerasnya seperti kasar dan kerasnya Tournoy (berlaga dengan membawa tongkat di atas kuda).

Dengan sendirinya anak-anak muda German pendidikan tidak lebih dari ketangkasan. Tidak ada latar belakang keagamaan lagi dalam permainan, tidak ada perhatian terhadap perkembangan jiwa dan perasaan. Baru dengan datangnya agama Kristen terjadilah perubahan.

Tersebarnya agama Kristen menyebabkan cara berfikir berubah. Jatuhnya kesusilaan, kebencian terhadap ekses (penyimpangan) pada jaman itu sangat ditentang oleh penyebar-penyebar agama dan mereka ini berusaha mengadakan perbaikan.

b. Gymnastic adalah Tabu

Abad pertengahan ditandai dengan didirikannya gereja-gereja dan biara-biara. Para pendeta/biarawan dan ksatria/pahlawan merupakan unsure-unsur yang khas (karakteristik) dalam masyarakat abad pertengahan. Pada jaman itu system pemerintahan adalay system feudal. Raja membagi negaranya dalam bagian-bagian dan diberikan kepada ksatria-ksatria yang patut menerimanya. Ksatria harus taat kepada agama dan patuh kepada raja. Maka terjadilah kasta agama dan kasta bangsawan.

Ada suatu aliran dari penganut agama di mana pengikut-pengikut mencoba menaklukan nafsu badan dengan hidup bertapa, menjauhkan diri dari masyarakat bahkan menghukum diri sendiri secara berlebih-lebihan (aliran asceticisme).

Hidup berdasarkan kebendaan (materiil) ditekan, sehingga akibatnya banyak yang hidup melarat dan menderita. Dengan sendirinya Gymnastic tidak mempunya tempat lagi dan dianggap tabu.

4. Senam Pada Jaman Kebangkitan (Renaissance) (Tahun 1500-1600 M.)

Dualisme Dalam Pandangan Umat Kristen

Abad pertengahan adalah abad yang dikuasai oleh pandangan hidup agama Katolik. Hidup adalah persiapan untuk menuju ke kerajaan Tuhan di alam yang lain.

Pada abad ini dikuasai oleh dua golongan :

1. Rahib (monnik)

2. Kaum bangsawan dan Ksatria (ridder)

Sejarah Gymnastic pada abad ini terbagi dua bagian :

Bagian Pertama

Masa ini dipengaruhi oleh alam pikirannya Agustinus (tahun 354-430 M.). Alam pikiran yang tidak mau tahu tentang gymnastic. Pandangan ini tidak lain dilatarbelakangi oleh reaksi-reaksi terhadap kebudayaan Romawi yang negative, terhadap kekacauan yang terlalu meng-cultus-kan jasmani.

Bagian Kedua

Pada bagian ini pandangan terhadap gymnastic dikuasai oleh cara berpikir dari Thomas Acquino (tahun 1224-1274 M.). Jasmani dan Rohani adalah dua unsure yang tak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu unsure jasmani dianggap penting. Gymnasticpun diajarkan sampai ke dalam biara-biara. Pendidikan untuk ksatriapun berdasarkan kesadaran umat Katolik akan pentingnya Gymnastic, tetapi pendidikannya diarahkan kepada kehormatan, keperwiraan dan keperkasaan. Sebaliknya pendidikan jasmani bagi rakyat, sifatnya hanya rekreasi.

Kegiatan Gymnastic dalam bentuk permainan masih diadakan seperti misalnya permainan bola, memanjat tiang dan menari, anak-anak (berumur 14 tahun) dibawah pimpinan dayang (Zucht-meister) dididik naik kuda, anggar, berburu dan pada akhir pendidikannya diberikan gelar ksatria.

Terjadinya Revolusi Jiwa (Renaissance)

Pada abad 15 dan 16 di Eropa terjadi perubahan dalam tata kehidupan. Suatu aliran baru yang disebut Humanisme telah menjadi pendobrak pembaharuan dalam dunia pendidikan, sehingga gymnastic mendapat tempat yang baru.

Kematangan yang terjadi ketika revolusi jiwa atau renaissance :

þ Reformasi

þ Humanisme

þ Kemajuan Ilmu Pengetahuan (Spesialisasi)

Pentingnya pendidikan jasmani mereka mempunyai pendapat yang sama dengan kita masa kini (abad 20).

a. Vittorino Da Feltre (1379-1446 M.)

Gymnastic sebagai pendidikan jasmani belum berkembang, baru kemudian seorang pendidik yaitu Da Feltre mempraktekan gymnastic sebagai pendidikan jasmani.

Cita-cita kaum Humanis juga masuk ke dalam gereja dan oleh karena itu pula pendapat bahwa pendidikan jasmani penting dapat diterima.

b. Sedoletti

Sadotti mulai menghargai pendidikan jasmani seperti halnya pendeta lainnya. Ia menghendaki gymnastic dan musik diajarkan kepada anak-anak dan sedapat mungkin dalam bentuk ritmis.

c. Vives (1492-1540 M.)

Ia menekankan kepada pentingnya gerak yang luwes dan enak dipandang. Ia menentang metode yang militeristik, pendekatan terhadap murid harus secara anak didik bukan secara militer. Tujuan utamanya ialah tubuh yang sehat dan bebas dari ketegangan jiwa.

d. Montagna (1533-1592 M.)

Ia menekankan kepada pengembangan jasmani dan disiplin yang tinggi. Apa yang terlihat secara lahiriah harus tersirat secara batiniyah. Apa yang terkandung dalam hati harus terlihat secara lahiriah. Oleh karenanya jasmani harus dilatih.

5. Senam Pada Abad Ke 17

Pada abad ini yaitu abad ke 17 orang mencari "Kebenaran". Ilmu pengetahuan melepaskan diri dari gereja.

Baru saja pelajaran agama/gereja menyebar di masyarakat, tidak lama kemudian ilmu pengetahuan berkembang untuk mencari kebenaran. Dua cara dalam mencari kebenaran :

þ Di Inggris ialah Emperisme

þ Di Perancis (dan Jerman) ialah Rasionalisme.

Kedua pendekatan tersebut sangat mempengaruhi cara berfikir dan perkembangan sikap terhadap pendidikan jasmani.

Emperisme ( John Lock)

Menurut Emperisme, dalam mencari kebenaran ilmu pengetahuan itu dating dari luar, dari hubungan dengan lingkungannya. Jadi pengetahuan itu timbul oleh karena pengalaman. Pengalaman itu timbul dari pengamatan panca indra.

Pengamatan adalah apa-apa yang kita tangkap melalui panca indra, indra hanya dapat bekerja dengan baik apabila tubuh kita baik (sehat).

Bila badan/jasmani sakit, maka panca indra tidak berfungsi secara sebaik-baiknya. Agar fungsi indra fungsinya baik, badan harus sehat. Baik badan maupun jiwa harus dilatih "mensana in corporesano" Oleh karena itu gymnastic penting untuk perkembangan intelek.

Rasionalisme (Herbart)

Rasionalisme cara berfikirnya bertentangan dengan Emperisme. Menurut pemahaman Rasionalisme panca indra kita tidak dapat melihat kebenaran. Dengan panca indra kita mampu melihat matahari memutari bumi, dan bumi itu datar, ternyata panca indra kita menipu diri kita sendiri, oleh karena itu tidak boleh mempercayai panca indra. Hanya pikiran atau rasio kita yang dapat menjejaki kebenaran.

Rasionalisme menitik beratkan pada perkembangan akal atau rasio. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengetahuan. Gymnastic tidak penting oleh karena tidak dapat membantu untuk memperoleh pengetahuan dan terutama dibawah aliran Rasionalisme, badan adalah bagian yang lebih rendah daripada jiwa. Oleh karena itu badan/jasmani kurang penting.

6. Senam Pada Abad Ke 18

Aliran-aliran yang timbul pada abad ini :

a. Aliran Romantik (J.J. Rousseuau).

Aliran ini adalah aliran yang mementingkan perasaan dan angan-angan atau fantasi. Dia berpendapat :

"Kalau kita hendak mengembangkan intelegensi murid, kembangkanlah kekuatannya. Latihlah jasmaninya. Maka kuat jasmaninya, makin patuhlah ia kepada jiwa. Sebaliknya makin lemah jasmani, makin merajalela ia".

Oleh karena itu, Rousseau berpendapat Gymnastic sangat penting. Maka dikembangkanlah senam sekolah (school gymnastiek).

b. Aliran Filantrop (Bassedow) (1723-1790 M)

Bassedow adalah pelopor dari aliran Filantrop dan ia adalah orang pertama yang memasukan pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran di sekolah.

c. Penerus Aliran Filantrop

þ Johan Christian Gutsmuths (1744-1811 M.)

þ Vieth (1763-1836 M)

7. Senam Pada Abad Ke 19

a. Senam Elementer

þ Pestalozzi (1746-1827)

Pestalozzi menciptakan suatu system pendidikan yang lebih diarahkan kepada kebutuhan seseorang. Ia juga ingin mengangkat rakyat kecil melalui senam. Ia sebetulnya sebagai penganut dari teori Rousseau, tetapi dalam kenyataannya ada perbedaan. Pastelozzi berpendapat , "bahwa gerakan tubuh yang menjadi hakekat senam, tetapi kemungkinan gerak pada persendian itulah senam".

Dari sinilah mulai terbit "senam dengan kemungkinan-kemungkinan gerak-nya" yang berlawanan dengan Gutsmushs, penganjur gerak yang wajar, praktis dan gembira.

Mulai dari situlah sejarah senam yang sebenarnya, senam dalam arti kata "latihan yang metodis, tersusun dan disadari".

Pestalozzi membagi bentuk latihan:

Latihan tubuh terdiri dari :

a. Latihan persendian paha

b. Latihan persendian pinggul

c. Latihan persendian tulang belakang. Gerakannya terdiri dari :

1) Gerakan lurus

2) Gerakan berputar

Latihan persendian dari Pestalozzi masuk ke seluruh eropa ;

- Ke negeri spanyol sebagai latihan militer

- Ke negeri Prancis dipakai di sekolah-sekolah

- Ke negeri Swedia dipakai sebagai latihansetempat (latihan yang dilokalisir)

- Ke negeri Jerman dipakai sebagai latihan bebas, hamper seluruh system senam tidak terlepas dari latihan persendian dari pestalozzi.

- Sistem Swedia dipakai sebagai latihan persendian dan kesehatan

- Sistem Denmark latihan persendian ini dipakai untuk memperbaiki kelainan-kelainan tubuh

- Sistem Austria, latihan persendian dipakai untuk kelainan-kelainan tubuh akibat kebiasaan hidup yang salah di sekolah.

- Sistem latihan yang kemudian latihan persendian sebagai salah satu unsure untuk meningkatkan prestasi.

b. Turnen dari Jerman

F. L. Yahn (1778-1852). Keberhasilan Phylantropin dalam membuka lembaran baru pendidikan jasmani di sekolah, maka dating kekuasaan Napoleon di Prancis. Kekuasaannya yang despotis menghambat perkembangan gymnastic di sekolah.

Yahn tidak tinggal diam, dia menggerakan semangat nasional bangsa Jerman melalui gymnastic. Kondisi itu sangat menguntungkan bagi Yahn, karena alam pikiran masyarakat terhadap gymnastic menunjang. Gymnastic adalah alat untuk membentuk keserasian tubuh, gymnastic adalah alat untuk mempertinggi ketahanan rakyat, dan gymnastic adalah alat untuk mengimbangi ketegangan jiwa yang berlebihan.

Untuk pertama kalinya Yahn memakai istilah Turnen sebagai pengganti kata gymnastic. Turnen dari Yahn menjadi pusat perhatian seluruh rakyat, dari segala lapisan masyarakat, tua-muda, kaya miskin, bangsawan dan rakyat jelata.

Selain mengadakan latihan senam di sekolah Yahn mengadakan juga latihan senam diluar sekolah yang disebut "Hasenhaide". Sebagai buku pedomannya yang tersebar diseluruh Jerman berjudul "Die Deutsche Turnkunst".

Yahn dihormati sebagai pahlawan, dengan perkumpulan Turnennya dia dianggap sebagai bapak Senam-Alat. Muridnya Ernst Eiselen yang menambahkan alat gelang-gelang dan kincir laying.

Latihan secara metodis menurut Yahn adalah :

1. Lari

2. Macam-macam lompatan : lompat jauh, lompat galah, lompat tali dan lompat simpai.

3. Memanjat tali yang digantung di pohon

4. Melempar : lempar jauh, lempar sasaran dengan bola, lempar lembing, batu dan tolak peluru.

5. Tarik tambang, mengangkat beban atau partner, mendorong, voltigeren, renang, gulat.

Latihan memakai alat / turnen :

1. Balok

2. Palang tunggal

3. Palang sejajar

Permainan :

Permainan tanding dan menyelinap.

c. Jatuhnya Turnen

Turnsperre (1820-1842). Turnen dan organisasi-organisasi mahasiswa dilarang keras dan harus dibubarkan. Turnplaiz di tutup, ini yang disebut Turn-sperre.

Akibat adanya Turnsperre, latihan tidak mungkin dilakukan di lapangan terbuka sehingga terpaksa harus pindah ke ruang tertutup. Latihan lari, lompat dan lempar tidak mungkin dilakukan ditempat yang terbatas, maka diciptakanlah suatu latihan yang sesuai dengan tempat tersebut. Maka dari sinilah timbul Turnen Perkakas (Senam-Alat).

Karena kegiatan Yahn dibatasi, maka datanglah masa baru bagi Senam-Sekolah, senam dengan metode yang lebih baik. Orang yang pertama pada masa ini ialah Adolf Spiesz. Maka dari sinilah tercipta latihan "bebas yang geometris" latihan yang dibuat-buat, gerak menurut 8 penjuru mata angina.

Kemudian terjadi pula latihan memakai perkakas (alat besar) yang kemudian berkembang menjadi "Senam Alat" terdiri dari : Kuda Lompat/Vaulting Horse, Gelang-gelang/Still Ring, Palang Tunggal/Horizontal Bar, Perkakas tersebut berkembang terus menjadi 6 macam perkakas untuk putra dan 4 macam perkakas untuk putrid yang dipertandingkan.

8. Senam Medis

Senam Medis atau senam penyembuhan adalah latihan tubuh yang dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan sikap dan bentuk tubuh sehingga menjadi normal kembali.

1. Senam Jaman Kuno

Di dataran Cina latihan pernapasan, massage dan macam gerakan pasip dan aktif dikenal dalam tulisan Kong Fou 2700 S.M. Di Yunani senam penyembuhan dikenal sejak Hippokrates (+ 400 S.M.).

  1. Galenus (131-201)

Pada tahun 131-201 Galenus mengembangkan terus karya Hippokrates. Di dalam bukunya ia menguraikan latihan aktip, pasip dan gabungan pasip-aktip, ia menyuruh pasiennya melakukan latihan jasmani sesuai dengan kegunaannya.

Pada abad pertengahan ilmu pengetahuan medis ini tidak mengalami kemajuan. Baru kemudian pada jaman Renaissance hidup kembali; suatu pertanda bahwa ilmu pengetahuan medis telah tumbuh dengan pesat.

  1. Mercurialis ( 1530-1606)

Bersama dengan kemajuan ilmu pengetahuan, gymnastic yang telah diakui sebagai alat pendidikan di sekolah, telah menjadi perhatian tokoh-tokoh di bidang medis. Mercurialis adalah seorang tabib dan ahli filsafat yang juga menentang jiwa dan kebudayaan abad pertengahan.

Pada tahun 1569 terbit bukunya yang sangat terkenal, yaitu "De arte Gymnastica". Buku tersebut menggambarkan dan menerangkan tentang Gymnastiek dilihat dari sudut medis-hygienis.

Menurut Mercurialis gymnastiek mempunyai 3 arti :

    1. Propylactis (pencegahan)
    2. Therapeutis (penyembuhan)
    3. Conservatis (pemeliharaan)

Gymnastiek ini diberikan istilah senam-hygienis. Ia menentang senam yang mengejar prestasi (senam-atletis).

  1. Tissot (1750-1826)

C.J Tissot seorang dokter dari Perancis terkenal dengan bukunya "Gymnastique Medicale at Chirurgicale" Ia menguraikan manfaat gerak-kerja dan istirahat, ilmu penyakit dan orthopaedie.

Tissot membagi latihan dengan 3 kelompok :

a. Latihan aktif; bermain, berburu, gerak jalan

b. Latihan pasif; digendong, diayun, dikayuh

c. Latihan aktif-pasif; menunggang kuda.

2. Senam Medis Modern

P.H. Ling (1776-1839). Sebelum Pehr Hendrik Ling latihan senam yang sudah ada dimanfaatkan oleh para ahli medis untuk tujuan kesehatan. Jadi secara tidak langsung latihan senam yang umum dipakai sebagai alat untuk mencapai tubuh yang sehat.

Metode Ling sangat berbeda dengan apa yang dipelajari di Denmark. Ling akhirnya menyadari bahwa senam baru inilah yang dapat membawa kesejahteraan kepada rakyat. Penyakit rakyat, reumatik dan TBC yang melanda Swedia menambah sukses Ling dalam mempropagandakan senam untuk kesehatan.

9. Terjadinya Sistem Swedia

a. P.H. Ling memberikan suatu criteria untuk senam:

"Suatu gerak, baru dapat dimasukan sebagai latihan senam, kalau mempunyai pengaruh terhadap tubuh atau anggota tubuh".

P.H. Ling adalah penemu perkakas "jenjang" (wandrek atau ribatol) dan "peti lompat" (vaulting box). Dari sinilah dimulai metode Swedia dan sejak itulah diikuti oleh Negara-negara lain.

b. Hjalmar Ling

Hjalmar Ling berdasarkan ilmu pengetahuan alam, prinsip latihannya :

- Latihan harus diseleksi dengan teliti

- Pelaksanaan gerak harus tepat

- Dilakukan dengan sikap permulaan dan sikap akhir yang benar

- Semua latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan tujuannya.

c. Torngren

Torngren yang melanjutkan cita-cita Hjalmar Ling menerbitkan bukunya "Leerboek der Gymnastiek" (1905) dan dipakai sebagai buku pedoman di sekolah.

d. Senam Swedia di Jerman

Rohtstein

Barrenstreit (1860-1863)

10. Perkembangan Senam di Denmark

Pada tahun 1804 buku Gutsmuths diterbitkan di Denmark, dan gymnastic dipegang oleh Nachtegall sebagai penerus Gutsmuths. Pada tahun +1885 Denmark dipengaruhi oleh system Swedia. Kemudian muncul tokoh yang merubah kehidupan masyarakat Denmark yaitu Niels Bukh (1880-1950).

Pembaharuan Bukh terhadap system Swedia:

a. Tidak ada latihan yang statis lagi

b. Tidak ada latihan pernapasan yang berdiri sendiri

c. Tidak ada latihan melepaskan yang berdiri sendiri

Pembagian metodik menurut Bukh:

1. Latihan kelentukan, latihan kekuatan, latihan kecekatan

2. Latihan lari dan lompat

3. Latihan ketangkasan

4. Latihan kerapian.

11. Senam Pada Abad Ke 20

Pada semua bidang kehidupan, perpindahan dari abad 19 ke abad 20 ditandai oleh perubahan yang besar. Tidak heran bila dilapangan gymnast/senam terjadi juga perubahan besar. Aliran rasionalisme diganti oleh system senam atas dasar emosional.

1. Aliran Senam Irama.

2. Aliran Medis Estetis.

3. Pembaharuan Dalam Musik

12. Pembaharuan Dalam Metode/Sistem

Ada dua aliran senam: pertama adalah senam perkakas dibawah pimpinan Jahn, kedua adalah senam system Swedia pimpinannya Hjalmar Ling.

13. Aliran Elektis

Kombinasi dari system Jerman dengan Swedia dan pengaruh aliran-aliran baru, terjadi pembagian senam sebagai berikut:

1. Senam kwalitatif

2. Senam kwantitatif

3. Senam praktis

Tokoh yang mendukung system Swedia adalah Rohtstein dan penerusnya adalah Von Stoken dan Euler. Dia berkata; "turnen malahan merupakan suatu latihan yang menyenangkan daripada senam".

14. Pembaharuan Dalam Metode Swedia

Senam Swedia ternyata terus mengalami penyempurnaan, beberapa tokohnya:

1. Eline Flask (1872-1942)

2. Maja Carlquist

3. Elli Bjorksten

4. Thulin (1875-1905)

15. Sistem Austria

Gaulhofer dan Streicher

Isi pembaharuan system ini antara lain :

1. Pembaharuan dari segi sekolah

2. Pembaharuan dari segi guru

3. Pembaharuan dari segi anak didik

16. Senam di Indonesia

1. Senam pada jaman Penjajahan Belanda (1912-1945)

    1. Pengaruh Sistem Jerman di negeri Belanda. Carl Euler (1809-1885). Spiesz.
    2. Pengaruh Sistem Swedia di negeri Belanda. Hubert Van Blijenburgh.
    3. Pengaruh dari Denmark di negeri Belanda. Niels Bukh, J. Thulin
    4. Pengaruh Sistem Austria. Gaulhofer dan Streicher

2. Senam pada Jaman Penjajahan Jepang (1942-1945)

3. Senam pada Jaman Kemerdekaan Republik Indonesia

a. Burger dan Groll

b. Metode STO Bandung

c. Ganefo.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari paparan di atas yang sangat singkat itu, dapat saya simpulkan bahwa perkembangan senam dari masa klasik begitu banyak tantangan dan hambatan dan berbagai bentuk cara dan bentuk latihan senam tersebut, sehingga dari masa ke masa dari period ke periode berikutnya terus mengalami perubahan dengan tujuan untuk mencari kesempurnaan.

Dengan pentingnya senam bagi kehidupan manusia sehingga senam tidak akan terlepas dari kehidupan manusia dimuka bumi ini. Semoga dengan kita tahu perkembangan dan kemajuan serta latar belakang senam dari sejarah tersebut, kita mampu untuk mempertahankan dan mengembangkan lebih luas lagi demi kehidupan kita dan kehidupan anak cucu kita di masa yang akan datang.

Senam yang sekarang adalah hasil dari proses masa lalu, bagaimana dengan senam yang akan dating myngkinkah dapat berkembang dengan lebih baik dan sempurna lagi? Itulah tanggung jawab kita bersama.

Mudah-mudahan paparan singkat sejarah perkembangan senam di atas itu dapat menggugah kita untuk belajar dan belajar mencari demi kesempurnaan. Dimasa sekarang, jaman yang sudah maju dengan teknologi yang mutahir mudah-mudahan kita mampu menghadapi tantangan dan hambatan demi masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

  • Prof. H. Imam Hidayat, Drs. M. Pd. "Senam"
  • Internet